Sub Tema : Menumbuhkan Budaya Baca
di Sekolah Dasar
Membaca menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah melihat dan memahami isi apa yang
tertulis. Pembaca tidak hanya diharapkan
untuk melihat tulisan akan tetapi melalui tulisan pembaca diharapkan mampu
memahami isi yang akan disampaikan. Budaya adalah pikiran, akal budi, atau adat
istiadat. Budaya mengacu kepada pola pikir manusia dalam hal perkataan dan
perbuatan. Sekolah Dasar (SD) adalah tempat memperoleh pendidikan sebagai dasar
pengetahuan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
Menumbuhkan budaya baca di Sekolah Dasar yaitu cara mengubah pola pikir siswa untuk
membiasakan melihat dan memahami tulisan sebagai pengetahuan dasar.
Hal pertama
yang harus dilakukan adalah melihat kondisi perpustakaan yang ada di Sekolah.
Apakah diperpustakaan SD masih ada buku yang bisa menarik siswa untuk membaca?.
Perpustakaan sekolah dasar selain memiliki buku yang menarik untuk dibaca juga
sangat diharapkan memiliki fasilitas penunjang yang membuat siswa merasa nyaman
dan membuat dirinya ingin berlama-lama berada di perpustakaan. Fasilitas
penunjang yang dimaksud adalah Air Conditioner (AC) dan pencahayaan
yang cukup terang. Mengapa demikian? Ketika berada di dalam ruangan ber-AC
seseorang akan merasa nyaman dan betah. Berpedoman pada peristiwa konkrit yang
terjadi di masyarakat, dominan swalayan dengan fasilitas lengkap (AC),
pencahayaan yang cukup terang dan pelayanan yang baik) lebih menarik untuk
dikunjungi dibandingkan dengan toko biasa tanpa fasilitas lengkap. Ide
fasilitas ini muncul setelah melihat pengunjung swalayan lebih banyak daripada
toko biasa. Oleh karena itu, bagaimana jika fasilitas seperti swalayan
diterapkan di perpustakaan dengan perbedaan yaitu kasir diganti dengan penjaga
perpustakaan dan rak penjualan diganti dengan buku.
Fasilitas
penunjang lainnya adalah layanan pengiriman buku atau book delivery service menggunakan gerobak buku keliling. Yang dimaksud degan gerobak buku keliling adalah
sebuah rak buku yang memiliki roda dan didorong oleh petugas perpustakaan kemudian
berkeliling mengunjungi tiap kelas tepatnya dua puluh menit sebelum jam pertama
dimulai. Buku yang diantarkan adalah buku umum dan buku cerita. Untuk buku
pelajaran tetap berada diperpustakaan dengan alasan siswa tetap mengunjungi
perpustakaan untuk membaca. Setiap siswa di wajibkan untuk mengambil buku untuk
dibaca. Gerobak buku keliling akan kembali mengunjungi setiap setelah lima
belas menit berlalu. Sisa waktu lima menit akan digunakan untuk mengumpul dan
mengembalikan buku ke gerobak buku keliling sebelum bel pertama berbunyi.
Melalui
gerobak buku keliling, hal yang menarik yang sangat diharapkan adalah berfokus
pada buku bacaan yang tidak sempat terselesaikan dibaca oleh siswa. Buku bacaan harus dikumpulkan baik yang sudah
membaca sampai halaman terakhir maupun yang belum selesai dikembalikan ke rak gerobak buku keliling seperti semula. Hal ini
sangat diharapkan bagi siswa yang belum selesai membaca untuk datang ke
perpustakaan mencari buku yang belum terselesaikan dibaca pada awal
pembelajaran tadi dan diluar dari jadwal kunjungan perpustakaan per kelas.
Jadwal
kunjungan perpustakaan per kelas juga dapat meningkatkan budaya baca bagi
siswa. Dalam satu minggu setiap kelas memiliki wajib belajar di perpustakaan. Jadwal
pelajaran yang dipajang didinding kelas selain memuat mata pelajaran yang
diajarkan juga mencantumkan jadwal kunjungan perpustakaan. Kegiatan di perpustakaan juga bisa
diseragamkan diantaranya membaca estafet, mendongeng, membaca puisi, berdialog dan Pengisian kartu tabungan baca
siswa yang telah menyelesaikan membaca satu buku.
Kartu tabungan
baca adalah kartu pegangan siswa yang diisi setiap kali siswa telah
menyelesaikan membaca satu buku. Setiap siswa memiliki kartu tabungan baca yang
berisi Tanggal mulai membaca, Tanggal selesai membaca, judul buku, jumlah
halaman dan tanda tangan wali kelas. Kartu tabungan baca sudah bisa ditanda
tangani oleh wali kelas setelah siswa dievaluasi atau diberikan tes tentang isi
buku yang telah dibaca. Misalnya, Siapakah tokoh yang terlibat di dalam buku?.
Pertanyaan yang diberikan ke siswa bisa beragam sesuai dengan isi buku. Setelah
siswa berhasil menjawab selanjutnya yaitu mengisi kartu tabungan baca.
Tahap selanjutnya dari kartu tabungan
baca yaitu siswa dengan jumlah buku terbanyak yang telah diselesaikan dibaca dengan
batas waktu yang telah ditentukan misalnya satu bulan. Nama siswa dipajang di
papan pengumuman sebagai siswa yang berprestasi dan diberikan reward berupa
buku bacaan. Jenis pengumuman bisa dibuat dalam bentuk struktur organisasi baca
yang saling memperebutkan jabatan.
Siswa yang paling
banyak menyelesaikan membaca buku, foto dan namanya akan diletakkan di posisi
paling atas sebagai presiden baca, posisi kedua sebagai wakil presiden baca dan
posisi ketiga dan seterusnya ke bawah akan mengiisi posisi Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mahkama Agung (MA), dan Mahkama
Konstitusi (MK). Siswa yang memiliki jabatan di papan struktur organisasi baca
akan diganti selama satu bulan (sesuai dengan waktu yang ditentukan) telah berlalu.
Struktur organisasi baca ini dipajang ditempat yang bisa dilihat oleh semua
siswa sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap siswa yang telah
berprestasi dan tidak menuntut kemungkinan siswa lainnya tertarik untuk ikut
menduduki salah satu jabatan dengan cara membaca buku sebanyak-banyaknya. Selain
gerobak buku keliling dengan prinsip book
delivery service, kartu tabungan
baca dan papan organisasi baca juga
dapat membentuk sanggar baca sekolah dasar.
Sanggar baca
sekolah dasar yaitu perkumpulan siswa yang tertarik dan memiliki kegemaran
membaca. Fungsi dari sanggar baca ini tidak hanya mendengar dan memperhatikan
kegemaran siswa saat bercerita di dalam kelas dengan kegemarannya tetapi memberikan dukungan fasilitas atau
wadah untuk meningkatkan kemampuan membacanya. Disisi lain setiap anggota yang
terlibat tidak hanya memiliki tugas membaca buku akan tetapi mereka memiliki
tugas tambahan yaitu mencari daftar siswa yang belum bisa dan belum lancar
membaca yang lebih diutamakan adalah siswa kelas tinggi. Daftar siswa yang
telah dikumpulkan kemudian dibagi sesuai dengan jumlah anggota sanggar baca
untuk membimbing atau mengajar teman yang belum bisa membaca sehingga sanggar
baca sekolah dasar ini juga berfungsi sebagai tutor sebaya dan masih dalam
pengawasan guru.
Dengan adanya
tugas tutor sebaya, sanggar baca sekolah dasar tidak hanya melibatkan siswa yang sudah lancar membaca tetapi menarik siswa
lain yang belum lancar dan bahkan belum bisa membaca untuk ikut bergabung. Dengan
harapan melalui sanggar baca sekolah dasar siswa dapat menumbuhkan minat baca
di dalam diri siswa dan mengajak siswa lainnya untuk merasakan indahnya ketika
mereka sudah bisa membaca. Sesuai dengan kata-kata bijak yaitu membaca adalah
jembatan ilmu.
Penerapan ide
atau gagasan yang telah dikemukakan di atas sangat diharapkan untuk memberikan
kontribusi dalam dunia pendidikan yang lebih dikhususkan pada menumbuhkan budaya membaca di Sekolah Dasar. Ide tersebut
muncul setelah memperhatikan minat siswa membaca buku semakin hari semakin
berkurang. Dukungan dari guru yang selalu memberikan motivasi yang bekerja sama
dengan orang tua untuk menumbuhkan budaya baca siswa.