Jumat, 08 September 2017

Menumbuhkan Budaya Baca di Sekolah Dasar

Tema        : Stategi Peningkatan Mutu Sekolah Dasar
Sub Tema : Menumbuhkan Budaya Baca di Sekolah Dasar

Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah melihat dan memahami isi apa yang tertulis.  Pembaca tidak hanya diharapkan untuk melihat tulisan akan tetapi melalui tulisan pembaca diharapkan mampu memahami isi yang akan disampaikan. Budaya adalah pikiran, akal budi, atau adat istiadat. Budaya mengacu kepada pola pikir manusia dalam hal perkataan dan perbuatan. Sekolah Dasar (SD) adalah tempat memperoleh pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Oleh karena itu, Menumbuhkan budaya baca di Sekolah Dasar yaitu cara mengubah pola pikir siswa untuk membiasakan melihat dan memahami tulisan sebagai pengetahuan dasar.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah melihat kondisi perpustakaan yang ada di Sekolah. Apakah diperpustakaan SD masih ada buku yang bisa menarik siswa untuk membaca?. Perpustakaan sekolah dasar selain memiliki buku yang menarik untuk dibaca juga sangat diharapkan memiliki fasilitas penunjang yang membuat siswa merasa nyaman dan membuat dirinya ingin berlama-lama berada di perpustakaan. Fasilitas penunjang  yang dimaksud adalah Air Conditioner (AC) dan pencahayaan yang cukup terang. Mengapa demikian? Ketika berada di dalam ruangan ber-AC seseorang akan merasa nyaman dan betah. Berpedoman pada peristiwa konkrit yang terjadi di masyarakat, dominan swalayan dengan fasilitas lengkap (AC), pencahayaan yang cukup terang dan pelayanan yang baik) lebih menarik untuk dikunjungi dibandingkan dengan toko biasa tanpa fasilitas lengkap. Ide fasilitas ini muncul setelah melihat pengunjung swalayan lebih banyak daripada toko biasa. Oleh karena itu, bagaimana jika fasilitas seperti swalayan diterapkan di perpustakaan dengan perbedaan yaitu kasir diganti dengan penjaga perpustakaan dan rak penjualan diganti dengan buku.


Fasilitas penunjang lainnya adalah layanan pengiriman buku atau book delivery service menggunakan gerobak buku keliling.  Yang dimaksud degan gerobak buku keliling adalah sebuah rak buku yang memiliki roda dan didorong oleh petugas perpustakaan kemudian berkeliling mengunjungi tiap kelas tepatnya dua puluh menit sebelum jam pertama dimulai. Buku yang diantarkan adalah buku umum dan buku cerita. Untuk buku pelajaran tetap berada diperpustakaan dengan alasan siswa tetap mengunjungi perpustakaan untuk membaca. Setiap siswa di wajibkan untuk mengambil buku untuk dibaca. Gerobak buku keliling akan kembali mengunjungi setiap setelah lima belas menit berlalu. Sisa waktu lima menit akan digunakan untuk mengumpul dan mengembalikan buku ke gerobak buku keliling sebelum bel pertama berbunyi.



Melalui gerobak buku keliling, hal yang menarik yang sangat diharapkan adalah berfokus pada buku bacaan yang tidak sempat terselesaikan dibaca oleh siswa.  Buku bacaan harus dikumpulkan baik yang sudah membaca sampai halaman terakhir maupun yang belum selesai dikembalikan ke rak  gerobak buku keliling seperti semula. Hal ini sangat diharapkan bagi siswa yang belum selesai membaca untuk datang ke perpustakaan mencari buku yang belum terselesaikan dibaca pada awal pembelajaran tadi dan diluar dari jadwal kunjungan perpustakaan per kelas.

Jadwal kunjungan perpustakaan per kelas juga dapat meningkatkan budaya baca bagi siswa. Dalam satu minggu setiap kelas memiliki wajib belajar di perpustakaan. Jadwal pelajaran yang dipajang didinding kelas selain memuat mata pelajaran yang diajarkan juga mencantumkan jadwal kunjungan perpustakaan.  Kegiatan di perpustakaan juga bisa diseragamkan diantaranya membaca estafet, mendongeng, membaca puisi,  berdialog dan Pengisian kartu tabungan baca siswa yang telah menyelesaikan membaca satu buku.

Kartu tabungan baca adalah kartu pegangan siswa yang diisi setiap kali siswa telah menyelesaikan membaca satu buku. Setiap siswa memiliki kartu tabungan baca yang berisi Tanggal mulai membaca, Tanggal selesai membaca, judul buku, jumlah halaman dan tanda tangan wali kelas. Kartu tabungan baca sudah bisa ditanda tangani oleh wali kelas setelah siswa dievaluasi atau diberikan tes tentang isi buku yang telah dibaca. Misalnya, Siapakah tokoh yang terlibat di dalam buku?. Pertanyaan yang diberikan ke siswa bisa beragam sesuai dengan isi buku. Setelah siswa berhasil menjawab selanjutnya yaitu mengisi kartu tabungan baca.


Tahap selanjutnya dari kartu tabungan baca yaitu siswa dengan jumlah buku terbanyak yang telah diselesaikan dibaca dengan batas waktu yang telah ditentukan misalnya satu bulan. Nama siswa dipajang di papan pengumuman sebagai siswa yang berprestasi dan diberikan reward berupa buku bacaan. Jenis pengumuman bisa dibuat dalam bentuk struktur organisasi baca yang saling memperebutkan jabatan.

Siswa yang paling banyak menyelesaikan membaca buku, foto dan namanya akan diletakkan di posisi paling atas sebagai presiden baca, posisi kedua sebagai wakil presiden baca dan posisi ketiga dan seterusnya ke bawah akan mengiisi posisi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mahkama Agung (MA), dan Mahkama Konstitusi (MK). Siswa yang memiliki jabatan di papan struktur organisasi baca akan diganti selama satu bulan (sesuai dengan waktu yang ditentukan) telah berlalu. Struktur organisasi baca ini dipajang ditempat yang bisa dilihat oleh semua siswa sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap siswa yang telah berprestasi dan tidak menuntut kemungkinan siswa lainnya tertarik untuk ikut menduduki salah satu jabatan dengan cara membaca buku sebanyak-banyaknya. Selain gerobak buku keliling dengan prinsip book delivery service,  kartu tabungan baca dan papan organisasi baca  juga dapat membentuk sanggar baca sekolah dasar.

Sanggar baca sekolah dasar yaitu perkumpulan siswa yang tertarik dan memiliki kegemaran membaca. Fungsi dari sanggar baca ini tidak hanya mendengar dan memperhatikan kegemaran siswa saat bercerita di dalam kelas dengan kegemarannya  tetapi memberikan dukungan fasilitas atau wadah untuk meningkatkan kemampuan membacanya. Disisi lain setiap anggota yang terlibat tidak hanya memiliki tugas membaca buku akan tetapi mereka memiliki tugas tambahan yaitu mencari daftar siswa yang belum bisa dan belum lancar membaca yang lebih diutamakan adalah siswa kelas tinggi. Daftar siswa yang telah dikumpulkan kemudian dibagi sesuai dengan jumlah anggota sanggar baca untuk membimbing atau mengajar teman yang belum bisa membaca sehingga sanggar baca sekolah dasar ini juga berfungsi sebagai tutor sebaya dan masih dalam pengawasan guru.

Dengan adanya tugas tutor sebaya, sanggar baca sekolah dasar tidak hanya melibatkan siswa  yang sudah lancar membaca tetapi menarik siswa lain yang belum lancar dan bahkan belum bisa membaca untuk ikut bergabung. Dengan harapan melalui sanggar baca sekolah dasar siswa dapat menumbuhkan minat baca di dalam diri siswa dan mengajak siswa lainnya untuk merasakan indahnya ketika mereka sudah bisa membaca. Sesuai dengan kata-kata bijak yaitu membaca adalah jembatan ilmu.

Penerapan ide atau gagasan yang telah dikemukakan di atas sangat diharapkan untuk memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan yang lebih dikhususkan pada menumbuhkan  budaya membaca di Sekolah Dasar. Ide tersebut muncul setelah memperhatikan minat siswa membaca buku semakin hari semakin berkurang. Dukungan dari guru yang selalu memberikan motivasi yang bekerja sama dengan orang tua untuk menumbuhkan budaya baca siswa.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar